Monday, December 26, 2016

Asbabun Nuzul Al-Qur'an

Di bawah ini adalah contoh makalah Ulumul Qur'an tentang Asbabun Nuzul Al-Qur'an.
Semoga Bermanfaat!! 


MAKALAH ‘ULUMUL QUR’AN
ASBABUN NUZUL AL-QUR’AN




Oleh:

Kelompok 3 
Ni Ummu Kulsum
Titik Hernawati
Nurul Atikah

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
MATARAM
2015

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat  Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASBABUN NUZUL AL-QUR’AN” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Aamiin…
           Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin...

                                                                                                   
                                                                                                   Mataram, 26 Oktober 2015



                                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.    Latar Belakang................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.     Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A.    Pengertian Asabun Nuzul................................................................ 3
B.     Urgensi Mengetahui Asbabun Nuzul............................................... 4
C.     Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.................................................... 6
D.    Macam-macam Asbabun Nuzul....................................................... 8
E.     Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul.............................................. 9
BAB III PENUTUP.................................................................................. 12
A.    Kesimpulan.................................................................................... 12
B.     Kritik dan Saran............................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
  
BAB I
PENDAHULUAN

A.             Latar Belakang
       Al-Qur‟an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.Sebagian besar Al-Qur‟an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Al-Qur‟an turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan Asbabun Nuzul.
          Asbabun nuzul merupakan suatu aspek ilmu yang harus diketahui, dikaji dan diteliti oleh para mufassirin atau orang-orang yang ingin memahami Al-Qur‟an secara mendalam.Mengetahui Asbabun Nuzul berpengaruh besar terhadap pemahaman makna ayat-ayat Al-Qur‟an, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa sebagian ayat-ayat Al-Qur‟an tidak mungkin bisa difahami dengan benar tanpa mengetahui Asbabun Nuzul.

B.              Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Asbabun Nuzul?
2.      Apa saja urgensi mengetahui Asbabun Nuzul?
3.      Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul?
4.      Apa saja macam-macam Asbabun Nuzul?
5.      Apakah manfaat mengetahui Asbabun Nuzul?
C.          Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian Asbabun Nuzul.
2.      Untuk mengetahui urgensi mengetahui Asbabun Nuzul.
3.      Untuk memahami cara mengetahui riwayat Asbabun Nuzul.
4.      Untuk mengidentifikasi macam-macam Asbabun Nuzul.
5.      Untuk mengetahui hubungan kausalitas dari Asbabun Nuzul.
6.      Untuk mengetahui kegunaan/manfaat mempelajari Asbabun Nuzul.


BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Asbabun Nuzul
Secara etimologi, Asbabun Nuzul terdiri dari kata “asbab” dan “nuzul”.Kata “asbab” berasal dari kata “sabab” yang berarti sebab, alasan atau latar belakang.Sedangkan kata “nuzul” berasal dari kata “nazala” yang berarti turun.Secara terminologi Asbabun Nuzul adalah suatu peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an untuk menerangkan status hukumnya pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.
Subhi Shalih menyatakan bahwa Asbabun Nuzul itu sangat berkenaan dengan sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa.
Az-Zarqani berpendapat bahwa Asbabun Nuzul adalah keterangan mengenai suatu ayat atau rangkaian ayat yang berisi tentang sebab-sebab turunnya atau menjelaskan hukum suatu kasus pada waktu kejadiannya.
Menurut Dr. M. Quraish Shihab, pemakaian kata “asbab” bukanlah dalam arti yang sebenarnya. Tanpa adanya suatu peristiwa, Al-Qur’an tetap diturunkan oleh Allah SWT sesuai dengan iradat-Nya. Demikian pula kata “nuzul”, bukan berarti turunnya ayat Al-Qur’an dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, karena Al-Qur’an tidak berbentuk fisik atau materi.Pengertian turun menurut para mufassir, mangandung pengertian penyampaian atau penginformasian dari Allah SWT kepada utusan-Nya, Muhammad SAW, dari alam ghaib ke alam nyata melalui malaikat Jibril.
Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik dua kategori mengenai sebab turunnya suatu ayat. Pertama, suatu ayat turun ketika terjadi suatu peristiwa. Sebagaimana diriwayatkan Ibn Abbas tentang perintah Allah kepada Nabi SAW untuk memperingatkan kerabat dekatnya. Kemudian Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan memperingatkan kaum kerabatnya akan azab yang pedih. Ketika itu Abu Lahab berkata, “Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini?”, lalu ia berdiri. Maka turunlah surat AlLahab. Kedua, suatu ayat turun apabila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Al-Qur‟an yang menerangkan hukumnya. Seperti pengaduan Khaulah binti Sa‟labah kepada Nabi SAW berkenaan dengan zihar yang dijatuhkan suaminya, Aus bin Samit, padahal Khaulah telah menghabiskan masa mudanya dan telah sering melahirkan karenanya. Namun sekarang ia dikenai zihar oleh suaminya ketika sudah tua dan tidak melahirkan lagi. Kemudian turunlah ayat, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya”, yakni Aus bin Samit akan tanpa adanya suatu peristiwa atau kasus yang terjadi maka ayat itu tidak akan turun.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari peristiwa-peristiwa tersebut.

B.        Urgensi Mengetahui Asbabun Nuzul
Dalam uraian yang lebih rinci, Az-Zarqani mengemukakan urgensi Asbabun Nuzul dalam memahami Al-Qur’an sebagai berikut :
1.      Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat Al-Qur’an. Di antaranya dalam surat Al Baqarah ayat 115 :
Artinya:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Ayat tersebut menyatakan bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah.Dalam kasus shalat, dengan melihat zahir ayat di atas, seseorang boleh menghadap ke arah mana saja sesuai kehendak hatinya.Ia seakan-akan tidak berkewajiban menghadap kiblat ketika shalat. Akan tetapi setelah melihat Asbabun Nuzulnya, tahapan bahwa interpretasi itu adalah keliru.Sebab ayat di atas berkaitan dengan seseorang yang dalam perjalanan dan melaksanakan shalat di atas kendaraan atau orang yang berjihad dalam menentukan arah kiblat.[5]
2.      Mengatasi keraguan ayat yang di duga mengandung pengertian umum. Umpamanya dalam surat Al An’am ayat 165 :
Artinya:
Katakanlah: "Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Menutut As-Syafii, pesan ini tidak bersifat umum (hasr). Untuk mengatasi kemungkinan adanya keraguan dalam memahami ayat di atas, As-Syafii menggunakan alat bantu Asbabun Nuzul. Menurutnya, ayat ini diturunkan sehubungan dengan orang-orang kafir yang tidak memakan sesuatu, kecuali yang telah mereka halalkan sendiri. Karena mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah merupakan kebiasaan orang-orang kafir, tertama orang Yahudi, maka turulah ayat di atas.
3.      Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an, bagi ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat khusus (khusus As-Asbab) dan bukan lafadz yang bersifat umum (umum al-lafdz). Dengan demikian, ayat “ zihar “ dalam permulaan surat Al-Mujadilah, yang turun berkenaan dengan Aus Ibn Samit yang menzihar istrinya, hanya berlaku bagi kedua orang tersebut. Hukum zihar yang berlaku bagi selain kedua orang itu, ditentukan dengan jalan dengan jalan analogi (qiyas).
4.      Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun. Umpamanya, Aisyah pernah menjernihkan kekeliruan Marwan yang menunujuk Abd Rahman Ibn Bakar sebagai orang yang menyebabkan turunya ayat :  “Dan orang yang mengatakan kepada orang tuanya “Cis kamu berdua…” (Al Ahqaf:17). Untuk meluruskan persoalan, Aisyah berkata kepada Marwan : ”Demi Allah bukan dia yang menyebabkan ayat ini turun. Dan aku sanggup menyebutkan siapa orang yang sebenarnya.
5.      Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang  mendengarnya.

C.       Cara Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul memiliki peran yang sangat penting dalam penafsiran atau pengungkapan makna ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Namun yang menjadi persoalannya adalah dalam meyakinkan sebab-sebab ayat Al-Qur’an itu diturunkan sangat tidak mudah, karena dalam menentukan sebuah asabun nuzul tidak hanya bertolak pada pandangan melainkan berdasarkan riwayat yang sahih dan didengarkan langsung dari orang-orang yang mengetahui turunya Al-Qur’an atau dari orang-orang yang benar-benar memahami Asbabun Nuzul, yang di mana para sumber ini benar-benar meneliti dengan cermat baik dari kalangan sahabat, tabi’in atau yang lainnya dengan cara memperoleh ilmunya dari ulama-ulama yang benar-benar terpercaya.
Cara mengetahui Asbabun Nuzul berupa riwayat yang sahih adalah :
1.            Apabila perawi sendiri menyatakan lafal sebab secara tegas. Dalam hal ini adalah nash yang nyata.
2.            Bila perawi menyatakan riwayatnya dengan memasukkan huruf “Fa Ta’qibiyah” pada kata “Nazala” seperti kata-kata perawi.
Sedangkan kriteria cara mengetahui Asababun Nuzul menurut para ulama melalui riwayat adalah :
1.            Apabila ada dua periwayat yang berbeda, dan salah satunya lebih sahih dari lainnya maka yang dipegang adalah riwayat yang lebih sahih.
2.            Apabila sanad dari dua riwayat tersebut sahih maka salah satunya diutamakan apabila perawinya menyaksikan peristiwa atau karena ada pertimbangan-pertimbangan semacamnya. Contoh yang diketengahkan para ulama untuk tipe ini adalah perbedaan riwayat Ibnu Mas’ud dengan riwayat Ibnu Abbas mengenai sebab turunya firman Allah dalam Surat Al-Israa’ ayat 85 : “Dan mereka akan bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, roh itu termasuk masalah Tuhanku, ilmu yang diberikan kepada kalian hanyalah sedikit.”Jadi dapat disimpulkan yang sahih bukanlah yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud. Meskipun ia menurunkan riwayatnya, menyaksikan turunnya ayat. Hal inilah yang menyebabkan munculnya asumsi adanya ayat turun dua kali, sekali di Makkah dan sekalih di Madinah.
3.            Apabila dua riwayat tersebut sulit ditarjih maka pemecahannya adalah mengsumsikan ayat turun berulang-ulang setelah ada dua sebab atau sebab-sebab yang disebutkan. Asumsi ini menyebabkan kita harus membicarakan masalah tentang satu ayat turun berulang-ulang karena sebab yang banyak, dan juga mengharuskan kita membicarakan sisi lain, yaitu beberapa ayat turun dengan satu sebab.

D.    Macam-Macam Asbabun Nuzul
1.      Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat Asbabun Nuzul :
a.       Sharih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabun nuzul dengan indikasi menggunakan lafal (pendahuluan).
سبب نزول هذه الآية هذا...
Sebab turun ayat ini adalah .......
حدث هذا... فنزلت الآية
                      Telah terjadi …… maka turunlah ayat
سئل رسول الله عن كذا... فنزلت الآية
Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat


b.      Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai Asbabun Nuzul karena masih terdapat keraguan.
نزلت هذه الآية فى كذا...
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan .....
احسب هذه الآية نزلت فىكذا...
Saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ……
ما احسب نزلت هذه الآية الا فىكذا...
Saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan ......
2.      Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu sebab Asbabun Nuzul
Tidak setiap ayat memiliki riwayat Asbabun Nuzul dalam satu versi. Adakalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat Asbabun Nuzul.Bentuk variasi itu terkadang terdapat dalam redaksinya yang terkadang pula dalam kualitasnya.   Untuk mengatasi variasi riwayat Asbabun Nuzul dalam satu ayat terdiri redaksi, para ulama mengemukakan  cara sebagai berikut :
a.       Tidak mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila variasi riwayat Asbabun Nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah(tidak pasti), seperti : satu versi menggunakan redaksi, “ ayat ini diturunkan berkenaan dengan …..” dan versi lain menggunakan redaksi, “ saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan…..”
Variasi riwayat Asbabun Nuzul ini tidak dipermasalahkan karena yang dimaksud oleh setiap variasi itu hanyalah sebagai tafsir belaka dan bukan sebagai Asbabun Nuzul.Hal ini berbeda bila ada indikasi jelas yang menunjukan bahwa salah satunya memaksudkan Asbabun Nuzul.


b.      Mengambil versi riwayat Asbabun Nuzul yang menggunakan redaksi sharih(jelas)
Cara ini digunakan bila salah satu versi riwayat Asbabun Nuzul itu tidak menggunakan redaksi sharih (pasti).[3]

E.        Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul
Az-Zarqani dan As-Suyuti mensinyalir adanya kalangan yang berpendapat bahwa mengetahui Asbabun Nuzul merupakan hal sia-sia dalam memahami Al-Qur’an. Mereka beranggapan bahwa mencoba memahami Al-Qur’an dengan dengan meletakkan ke dalam konteks historis adalah sama dengan membatasi pesan-pesannya pada ruang dan waktu tertentu. Namun, keberatan seperti ini tidaklah berdasar, karena tidak  mungkin menguniversalkan pesan Al-Qur’an di luar masa dan tempat pewahyuan, kecuali melalui pemahaman yang semestinya terhadap makna Al-Qur’an dalam konteks kesejarahannya.
Di antara fungsi dan manfaat mengetahui Asbabun Nuzul adalah mengetahui hikmah ditetapkannya suatu hukum. Di samping itu, mengetahui Asbabun Nuzul merupakan cara atau metode yang paling akurat dan kuat untuk memahami kandungan Al-Qur‟an. Alasannya, dengan mengetahui sebab, musabab atau akibat ditetapkannya suatu hukum akan diketahui dengan jelas.
Berikut ini adalah ucapan beberapa ulama tentang Asbabun Nuzul yang sebagaimana yang dinukil oleh Ali As-shabuni dalam At-Tibyan yang diikuti dengan beberapa faedah yang dapat diambil dari Asbabun Nuzul:
1.      Alwahidi berkata:” لايوكي هعرفت تفسير الأيت دوى الىقىف علً قصتها و بياى ًزولها
Tidak mungkin memahami tafsir suatu ayat tanpa mengetahui kisah dan keterangan ( sebab ) turunnya ”. Pendapat ini mungkin berlebihan bila digunakan untuk mengeneralisasi seluruh ayat al-Qur‟an, karena faktanya sangat banyak bahkan yang terbanyak adalah bahwa Al-Qur‟an turun mubtada‟an ( permulaan ) semata-mata karena kehendak Allah, tanpa sebab tertentu.Pendapat Alwahidi diatas barang kali tepat untuk kasus ayat-ayat tertentu.
2.      Ibnu Daqiq al-‟Ied berkata:” بياى سبب الٌزول طريق قىي فً فهن هعاًً القرآى“ Keterangan sebab turunnya ayat adlah jalan yang kokoh untuk memahami makna-makna ayat Al-Qur‟an ”. Pendapat ini sangat proporsional dan logis.
3.      Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata :”هعرفت سبب الٌزول يعيي علً فهن اآيت, فاى العلن بالسبب يىرث العلن بالوسبب
Mengetahui sebab turunnya ayat, akan membantu memahami ayat tersebut. Karena ilmu tentang sebab akan mewariskan pengetahuan tentang musabbab ( akibat ).
Selanjutnya beberapa faedah yang dapat diambil dari Asbabun Nuzul menurut para mufassirin , diantaranya sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui hikmah yang terkandung di balik syariat yang diturunkan
2.      Untuk membantu memahami suatu ayat, sekaligus menghindari munculnya salah persepsi.
3.      Untuk menghindari dugaan adanya pembatasan kandungan ayat (Al-hasr) disebabkan al-hasr itu terdapat dalam teks ayat.
4.      Untuk mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sesuai dengan sebab turunnya. Pendapat ini dianut oleh para ulama yang menyatakan bahwa ayat tersebut harus dipahami sesuai dengan sebab khusus yang menyebabkan diturunkannya.
5.      Untuk mengetahui secara pasti peristiwa dan pelaku yang ditunjuk oleh turunnya ayat tersebut sehingga tidak terjadi dugaan beragam tentang kasus yang ditunjuk ayat.


BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Asbabun Nuzul adalah suatu hal yang karenanya Qur‟an diturunkan untuk menerangkan status (hukum ) nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. Asbabun Nuzula dalah peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari peristiwa-peristiwa tersebut. Mempelajari Asbabun Nuzul sangat penting bagi yang ingin mengkaji ilmu tafsir, bahkan sebuah kewajiban bagi ahli tafsir. Cara mengetahui Asbabun Nuzul yaitu dengan riwayat yang shahih, yakni riwayat yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh para ahli hadits.
Fungsi dan manfaat mengetahui Asbabun Nuzul adalah mengetahui hikmah ditetapkannya suatu hukum. Di samping itu, mengetahui Asbabun Nuzul merupakan cara atau metode yang paling akurat dan kuat untuk memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.

B.        Kritik dan  Saran
      Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam menyempurnakan makalah ini. 
DAFTAR PUSTAKA

Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa
http://pendidikan-hukum.blogspot.co.id/2010/11/asbab-al-nuzul.html, diakses pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2015 puku19.40 WITA
http://ubaidillahbekasi.blogspot.co.id/2012/12/asbab-nuzul_18.html, diakses pada hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2015 pukul 20.35 WITA


0 comments:

Post a Comment