Di bawah ini adalah contoh makalah Ulumul Qur'an tentang Asbabun Nuzul Al-Qur'an.
Semoga Bermanfaat!!
MAKALAH ‘ULUMUL
QUR’AN
ASBABUN NUZUL
AL-QUR’AN
Oleh:
Kelompok 3Ni Ummu KulsumTitik HernawatiNurul Atikah
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
MATARAM
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASBABUN NUZUL AL-QUR’AN”
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Aamiin…
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin...
Mataram, 26 Oktober 2015
DAFTAR ISI
COVERKATA PENGANTAR................................................................................. iDAFTAR ISI............................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1A. Latar Belakang................................................................................. 1B. Rumusan Masalah............................................................................ 1C. Tujuan.............................................................................................. 2BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3A. Pengertian Asabun Nuzul................................................................ 3B. Urgensi Mengetahui Asbabun Nuzul............................................... 4C. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.................................................... 6D. Macam-macam Asbabun Nuzul....................................................... 8E. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul.............................................. 9BAB III PENUTUP.................................................................................. 12A. Kesimpulan.................................................................................... 12B. Kritik dan Saran............................................................................. 12DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur‟an diturunkan untuk memberi
petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan
menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan
risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang
sekarang serta berita-berita yang akan datang.Sebagian besar Al-Qur‟an pada
mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama
Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di
antara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau
masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk
mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka Al-Qur‟an turun untuk peristiwa
khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang
dinamakan Asbabun Nuzul.
Asbabun nuzul merupakan suatu aspek
ilmu yang harus diketahui, dikaji dan diteliti oleh para mufassirin atau
orang-orang yang ingin memahami Al-Qur‟an secara mendalam.Mengetahui Asbabun Nuzul
berpengaruh besar terhadap pemahaman makna ayat-ayat Al-Qur‟an, bahkan tidak
berlebihan bila dikatakan bahwa sebagian ayat-ayat Al-Qur‟an tidak mungkin bisa
difahami dengan benar tanpa mengetahui Asbabun Nuzul.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asbabun
Nuzul?
2. Apa saja urgensi mengetahui Asbabun
Nuzul?
3. Bagaimana cara mengetahui Asbabun
Nuzul?
4. Apa saja macam-macam Asbabun Nuzul?
5. Apakah manfaat mengetahui Asbabun
Nuzul?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami
pengertian Asbabun Nuzul.
2. Untuk mengetahui urgensi mengetahui
Asbabun Nuzul.
3. Untuk memahami cara mengetahui
riwayat Asbabun Nuzul.
4. Untuk mengidentifikasi macam-macam
Asbabun Nuzul.
5. Untuk mengetahui hubungan kausalitas
dari Asbabun Nuzul.
6. Untuk mengetahui kegunaan/manfaat
mempelajari Asbabun Nuzul.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Asbabun Nuzul
Secara etimologi, Asbabun Nuzul
terdiri dari kata “asbab” dan “nuzul”.Kata “asbab” berasal dari kata “sabab”
yang berarti sebab, alasan atau latar belakang.Sedangkan kata “nuzul” berasal
dari kata “nazala” yang berarti turun.Secara terminologi Asbabun Nuzul adalah
suatu peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an untuk menerangkan
status hukumnya pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun
pertanyaan.
Subhi Shalih menyatakan bahwa
Asbabun Nuzul itu sangat berkenaan dengan sesuatu yang menjadi sebab turunnya
sebuah ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab
turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada
waktu terjadinya suatu peristiwa.
Az-Zarqani berpendapat bahwa Asbabun
Nuzul adalah keterangan mengenai suatu ayat atau rangkaian ayat yang berisi
tentang sebab-sebab turunnya atau menjelaskan hukum suatu kasus pada waktu
kejadiannya.
Menurut Dr. M. Quraish Shihab,
pemakaian kata “asbab” bukanlah dalam arti yang sebenarnya. Tanpa
adanya suatu peristiwa, Al-Qur’an tetap diturunkan oleh Allah SWT sesuai
dengan iradat-Nya. Demikian pula kata “nuzul”, bukan berarti turunnya ayat
Al-Qur’an dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, karena Al-Qur’an tidak
berbentuk fisik atau materi.Pengertian turun menurut para mufassir, mangandung
pengertian penyampaian atau penginformasian dari Allah SWT kepada utusan-Nya,
Muhammad SAW, dari alam ghaib ke alam nyata melalui malaikat Jibril.
Dari pengertian tersebut di atas
dapat ditarik dua kategori mengenai sebab turunnya suatu ayat. Pertama, suatu
ayat turun ketika terjadi suatu peristiwa. Sebagaimana diriwayatkan Ibn Abbas
tentang perintah Allah kepada Nabi SAW untuk memperingatkan kerabat dekatnya.
Kemudian Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan memperingatkan kaum kerabatnya akan
azab yang pedih. Ketika itu Abu Lahab berkata, “Celakalah engkau, apakah engkau
mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini?”, lalu ia berdiri. Maka turunlah
surat AlLahab. Kedua, suatu ayat turun apabila Rasulullah ditanya tentang
sesuatu hal, maka turunlah ayat Al-Qur‟an yang menerangkan hukumnya. Seperti
pengaduan Khaulah binti Sa‟labah kepada Nabi SAW berkenaan dengan zihar yang
dijatuhkan suaminya, Aus bin Samit, padahal Khaulah telah menghabiskan masa
mudanya dan telah sering melahirkan karenanya. Namun sekarang ia dikenai zihar
oleh suaminya ketika sudah tua dan tidak melahirkan lagi. Kemudian turunlah
ayat, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu
kepadamu tentang suaminya”, yakni Aus bin Samit akan tanpa adanya suatu
peristiwa atau kasus yang terjadi maka ayat itu tidak akan turun.
Dari pengertian-pengertian tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang
melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut menjawab,
menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari
peristiwa-peristiwa tersebut.
B.
Urgensi Mengetahui Asbabun Nuzul
Dalam uraian yang lebih rinci,
Az-Zarqani mengemukakan urgensi Asbabun Nuzul dalam memahami Al-Qur’an sebagai
berikut :
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi
ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat Al-Qur’an. Di antaranya dalam surat Al Baqarah
ayat 115 :
Artinya:
Dan
kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah
wajah Allah.Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Ayat
tersebut menyatakan bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah.Dalam kasus
shalat, dengan melihat zahir ayat di atas, seseorang boleh menghadap ke arah
mana saja sesuai kehendak hatinya.Ia seakan-akan tidak berkewajiban menghadap
kiblat ketika shalat.
Akan tetapi setelah melihat Asbabun Nuzulnya, tahapan bahwa interpretasi
itu adalah keliru.Sebab ayat di atas berkaitan dengan seseorang yang dalam
perjalanan dan melaksanakan shalat di atas kendaraan atau orang yang berjihad
dalam menentukan arah kiblat.[5]
2. Mengatasi keraguan ayat yang di duga mengandung
pengertian umum. Umpamanya dalam surat Al An’am ayat 165 :
Artinya:
Katakanlah:
"Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua
itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa
yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Menutut As-Syafii, pesan ini
tidak bersifat umum (hasr). Untuk mengatasi kemungkinan adanya keraguan dalam
memahami ayat di atas, As-Syafii menggunakan
alat bantu Asbabun Nuzul. Menurutnya, ayat ini diturunkan sehubungan
dengan orang-orang kafir yang tidak memakan sesuatu, kecuali yang telah mereka
halalkan sendiri. Karena mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah dan
menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah merupakan kebiasaan
orang-orang kafir, tertama orang Yahudi, maka turulah ayat di atas.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an,
bagi ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang
bersifat khusus (khusus As-Asbab) dan
bukan lafadz yang bersifat umum (umum al-lafdz). Dengan demikian, ayat “ zihar “ dalam
permulaan surat Al-Mujadilah, yang turun berkenaan dengan Aus Ibn Samit yang menzihar
istrinya, hanya berlaku bagi kedua orang tersebut. Hukum zihar yang berlaku
bagi selain kedua orang itu,
ditentukan dengan jalan dengan jalan analogi (qiyas).
4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat
Al-Qur’an turun. Umpamanya, Aisyah pernah menjernihkan kekeliruan Marwan yang
menunujuk Abd Rahman Ibn Bakar sebagai orang yang menyebabkan turunya ayat :
“Dan orang yang mengatakan kepada orang tuanya “Cis kamu
berdua…” (Al Ahqaf:17). Untuk meluruskan persoalan, Aisyah berkata
kepada Marwan : ”Demi
Allah bukan dia yang menyebabkan ayat ini turun. Dan aku sanggup menyebutkan
siapa orang yang sebenarnya.
5. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta
untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.
C. Cara
Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul memiliki peran yang
sangat penting dalam penafsiran atau pengungkapan makna ayat-ayat dalam
Al-Qur’an. Namun yang menjadi persoalannya adalah dalam meyakinkan sebab-sebab
ayat Al-Qur’an itu diturunkan sangat tidak mudah, karena dalam menentukan
sebuah asabun nuzul tidak hanya bertolak pada pandangan melainkan berdasarkan
riwayat yang sahih dan didengarkan langsung dari orang-orang yang mengetahui
turunya Al-Qur’an atau dari orang-orang yang benar-benar memahami Asbabun
Nuzul, yang di mana para sumber ini benar-benar meneliti dengan cermat baik
dari kalangan sahabat, tabi’in atau yang lainnya dengan cara memperoleh ilmunya
dari ulama-ulama yang benar-benar terpercaya.
Cara mengetahui Asbabun Nuzul berupa
riwayat yang sahih adalah :
1.
Apabila perawi sendiri menyatakan lafal sebab secara tegas.
Dalam hal ini adalah nash yang nyata.
2.
Bila perawi menyatakan riwayatnya dengan memasukkan huruf
“Fa Ta’qibiyah” pada kata “Nazala” seperti kata-kata perawi.
Sedangkan
kriteria cara mengetahui Asababun Nuzul menurut para ulama melalui riwayat
adalah :
1.
Apabila ada dua periwayat yang berbeda, dan salah satunya
lebih sahih dari lainnya maka yang dipegang adalah riwayat yang lebih sahih.
2.
Apabila sanad dari dua riwayat tersebut sahih maka salah
satunya diutamakan apabila perawinya menyaksikan peristiwa atau karena ada pertimbangan-pertimbangan
semacamnya. Contoh yang diketengahkan para ulama untuk tipe ini adalah
perbedaan riwayat Ibnu Mas’ud dengan riwayat Ibnu Abbas mengenai sebab turunya
firman Allah dalam Surat Al-Israa’ ayat 85 : “Dan mereka akan bertanya kepadamu
tentang roh. Katakanlah, roh itu termasuk masalah Tuhanku, ilmu yang diberikan
kepada kalian hanyalah sedikit.”Jadi dapat disimpulkan yang sahih bukanlah yang
diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud. Meskipun ia menurunkan riwayatnya, menyaksikan
turunnya ayat. Hal inilah yang menyebabkan munculnya asumsi adanya ayat turun
dua kali, sekali di Makkah dan sekalih di Madinah.
3.
Apabila dua riwayat tersebut sulit ditarjih maka
pemecahannya adalah mengsumsikan ayat turun berulang-ulang setelah ada dua
sebab atau sebab-sebab yang disebutkan. Asumsi ini menyebabkan kita harus
membicarakan masalah tentang satu ayat turun berulang-ulang karena sebab yang
banyak, dan juga mengharuskan kita membicarakan sisi lain, yaitu beberapa ayat
turun dengan satu sebab.
D. Macam-Macam
Asbabun Nuzul
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi
yang dipergunakan dalam riwayat Asbabun Nuzul :
a. Sharih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah
jelas menunjukkan asbabun nuzul dengan indikasi menggunakan lafal
(pendahuluan).
سبب نزول هذه الآية هذا...
Sebab turun ayat ini adalah .......
حدث هذا... فنزلت الآية
Telah terjadi …… maka turunlah ayat
سئل رسول الله عن كذا... فنزلت الآية
Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat
b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau
belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai
Asbabun Nuzul karena masih terdapat keraguan.
نزلت هذه الآية فى كذا...
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan .....
احسب هذه الآية نزلت فىكذا...
Saya kira ayat ini diturunkan
berkenaan dengan ……
ما احسب نزلت هذه الآية الا فىكذا...
Saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan
......
2. Dilihat dari sudut pandang
terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu
sebab Asbabun Nuzul
Tidak setiap ayat memiliki riwayat
Asbabun Nuzul dalam satu versi. Adakalanya satu ayat memiliki beberapa versi
riwayat Asbabun Nuzul.Bentuk variasi itu terkadang terdapat dalam redaksinya
yang terkadang pula dalam kualitasnya. Untuk mengatasi variasi
riwayat Asbabun Nuzul dalam satu ayat terdiri redaksi, para ulama mengemukakan
cara sebagai berikut :
a. Tidak mempermasalahkannya
Cara
ini ditempuh apabila variasi riwayat Asbabun Nuzul ini menggunakan redaksi
muhtamilah(tidak pasti), seperti : satu versi menggunakan redaksi, “ ayat ini
diturunkan berkenaan dengan …..” dan versi lain menggunakan redaksi, “ saya
kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan…..”
Variasi
riwayat Asbabun Nuzul ini tidak dipermasalahkan karena yang dimaksud oleh
setiap variasi itu hanyalah sebagai tafsir belaka dan bukan sebagai Asbabun
Nuzul.Hal ini berbeda bila ada indikasi jelas yang menunjukan bahwa salah
satunya memaksudkan Asbabun Nuzul.
b. Mengambil versi riwayat Asbabun
Nuzul yang menggunakan redaksi sharih(jelas)
Cara
ini digunakan bila salah satu versi riwayat Asbabun Nuzul itu tidak menggunakan
redaksi sharih (pasti).[3]
E.
Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul
Az-Zarqani
dan As-Suyuti mensinyalir adanya kalangan yang berpendapat bahwa mengetahui
Asbabun Nuzul merupakan hal sia-sia dalam memahami Al-Qur’an. Mereka
beranggapan bahwa mencoba memahami Al-Qur’an dengan dengan meletakkan ke dalam
konteks historis adalah sama dengan membatasi pesan-pesannya pada ruang dan
waktu tertentu. Namun, keberatan seperti ini tidaklah berdasar, karena
tidak mungkin menguniversalkan pesan Al-Qur’an di luar masa dan tempat
pewahyuan, kecuali melalui pemahaman yang semestinya terhadap makna Al-Qur’an
dalam konteks kesejarahannya.
Di
antara fungsi dan manfaat mengetahui Asbabun Nuzul adalah mengetahui hikmah
ditetapkannya suatu hukum. Di samping itu, mengetahui Asbabun Nuzul merupakan
cara atau metode yang paling akurat dan kuat untuk memahami kandungan Al-Qur‟an.
Alasannya, dengan mengetahui sebab, musabab atau akibat ditetapkannya suatu
hukum akan diketahui dengan jelas.
Berikut
ini adalah ucapan beberapa ulama tentang Asbabun Nuzul yang sebagaimana yang
dinukil oleh Ali As-shabuni dalam At-Tibyan yang diikuti dengan beberapa faedah
yang dapat diambil dari Asbabun Nuzul:
1. Alwahidi berkata:” لايوكي هعرفت تفسير الأيت دوى الىقىف علً قصتها و بياى ًزولها“
Tidak
mungkin memahami tafsir suatu ayat tanpa mengetahui kisah dan keterangan ( sebab
) turunnya ”. Pendapat ini mungkin berlebihan bila digunakan untuk
mengeneralisasi seluruh ayat al-Qur‟an, karena faktanya sangat banyak bahkan
yang terbanyak adalah bahwa Al-Qur‟an turun mubtada‟an ( permulaan )
semata-mata karena kehendak Allah, tanpa sebab tertentu.Pendapat Alwahidi
diatas barang kali tepat untuk kasus ayat-ayat tertentu.
2. Ibnu Daqiq al-‟Ied berkata:” بياى سبب الٌزول طريق قىي فً فهن هعاًً القرآى“ Keterangan sebab turunnya ayat adlah
jalan yang kokoh untuk memahami makna-makna ayat Al-Qur‟an ”. Pendapat ini
sangat proporsional dan logis.
3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata
:”هعرفت سبب الٌزول يعيي علً فهن اآيت, فاى العلن بالسبب
يىرث العلن بالوسبب“
Mengetahui sebab turunnya ayat, akan
membantu memahami ayat tersebut. Karena ilmu tentang sebab akan mewariskan
pengetahuan tentang musabbab ( akibat ).
Selanjutnya beberapa faedah yang
dapat diambil dari Asbabun Nuzul menurut para mufassirin , diantaranya sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui hikmah yang terkandung di balik syariat yang diturunkan2. Untuk membantu memahami suatu ayat, sekaligus menghindari munculnya salah persepsi.3. Untuk menghindari dugaan adanya pembatasan kandungan ayat (Al-hasr) disebabkan al-hasr itu terdapat dalam teks ayat.4. Untuk mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sesuai dengan sebab turunnya. Pendapat ini dianut oleh para ulama yang menyatakan bahwa ayat tersebut harus dipahami sesuai dengan sebab khusus yang menyebabkan diturunkannya.5. Untuk mengetahui secara pasti peristiwa dan pelaku yang ditunjuk oleh turunnya ayat tersebut sehingga tidak terjadi dugaan beragam tentang kasus yang ditunjuk ayat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asbabun Nuzul
adalah suatu hal yang karenanya Qur‟an diturunkan untuk menerangkan status
(hukum ) nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun
pertanyaan. Asbabun Nuzula dalah peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi
turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut menjawab, menjelaskan dan
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Mempelajari Asbabun Nuzul sangat penting bagi yang ingin mengkaji ilmu tafsir,
bahkan sebuah kewajiban bagi ahli tafsir. Cara mengetahui Asbabun Nuzul yaitu
dengan riwayat yang shahih, yakni riwayat yang memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh para ahli hadits.
Fungsi dan manfaat mengetahui
Asbabun Nuzul adalah mengetahui hikmah ditetapkannya suatu hukum. Di samping
itu, mengetahui Asbabun Nuzul merupakan cara atau metode yang paling akurat dan
kuat untuk memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an. Jakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/07/28/m7v9yc-ensiklopedi-hukum-islam-asbabun-nuzul-1,
diakses pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2015 puku19.20 WITA
http://pendidikan-hukum.blogspot.co.id/2010/11/asbab-al-nuzul.html,
diakses pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2015 puku19.40 WITA
http://ubaidillahbekasi.blogspot.co.id/2012/12/asbab-nuzul_18.html,
diakses pada hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2015 pukul 20.35 WITA
0 comments:
Post a Comment